MAJENE, Media Central News.com – Di bawah langit cerah dan semilir angin pesisir yang menyapu lembut Desa Pesuloang, Jumat pagi itu terasa istimewa. Aula kantor desa yang biasanya tenang, mendadak ramai dengan canda, antusiasme, dan semangat kolaborasi antara mahasiswa dan masyarakat. Di sinilah, Darami SP, Penjabat Kepala Desa Pesuloang, secara resmi membuka seminar Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Tomakaka Mamuju dengan penuh harap dan apresiasi.
Dengan balutan busana sederhana namun berwibawa, Darami SP naik ke podium, disambut tepuk tangan dari para mahasiswa, perangkat desa, tokoh masyarakat, dan undangan yang hadir. Dalam sambutannya, ia menyampaikan rasa bangga atas kehadiran mahasiswa KKN yang telah memilih Pesuloang sebagai tempat belajar sekaligus mengabdi.
“Kami menyambut baik kehadiran adik-adik mahasiswa Universitas Tomakaka di desa kami. KKN bukan hanya ajang praktik ilmu, tetapi juga momen untuk menumbuhkan empati, solidaritas, dan semangat membangun dari akar rumput,” ujar Darami dalam pidatonya.
Seminar yang digelar menjadi pembuka dari rangkaian program KKN yang dijadwalkan berlangsung selama beberapa minggu ke depan. Para mahasiswa diharapkan mampu mengidentifikasi potensi lokal, mendampingi masyarakat, serta memberi kontribusi nyata melalui program-program berbasis pengabdian dan inovasi.
Acara pembukaan berlangsung hangat. Selain sambutan dari Pj Kepala Desa, turut hadir perwakilan kampus, dosen pembimbing lapangan, dan sejumlah tokoh adat yang memberi restu serta doa bagi kelancaran kegiatan.
Darami pun menegaskan komitmen pemerintah desa untuk memberikan dukungan penuh selama masa KKN berlangsung.
“Mari jadikan momen ini sebagai titik temu antara teori dan praktik, antara kampus dan desa. Kami terbuka untuk segala bentuk kerja sama yang positif demi kemajuan Pesuloang,” pungkasnya.
Seminar ditutup dengan sesi diskusi ringan antara mahasiswa dan perwakilan masyarakat, membahas berbagai ide dan potensi yang bisa digarap bersama. Dari pemberdayaan UMKM, edukasi lingkungan, hingga penguatan budaya lokal semua menjadi benih kolaborasi yang ditanam hari itu.
Dan di Pesuloang, ilmu pun mulai menjejak tanah. (**)
Laporan : KUD