PNLH XIV WALHI di Waingapu Diterpa Badai Kontroversi: Dugaan Kecurangan Pemilihan Direktur Eksekutif Nasional

"PNLH XIV WALHI 2025 di Waingapu diterpa kontroversi dugaan kecurangan pemilihan Direktur Eksekutif Nasional, sorotan tajam peserta forum''.

NUSA TENGGARA TIMUR, Mediacentralnews.comPekan Nasional Lingkungan Hidup (PNLH) XIV Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) yang digelar pada 18–25 September 2025 di Gedung MPL Waingapu, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, berubah panas setelah muncul dugaan kecurangan sistematis dalam proses pemilihan Direktur Eksekutif Nasional (EN).

Forum yang mengusung tema “Daulat Rakyat Meneguhkan Ekonomi Nusantara untuk Keadilan Ekologis” ini dihadiri 529 lembaga anggota dari 29 region provinsi, namun justru diterpa kontroversi serius. Kamis (25/9/25)

“Kepemimpinan di WALHI tidak lahir dari ambisi personal, melainkan dari kepercayaan bersama. Jangan rusak WALHI lewat prilaku culas dalam konsolidasi politik organisasi yang bertentangan dengan nilai adil, lestari, dan beradab,” tegas Refli Sakti Sanjaya, peserta dari Region WALHI Sulawesi Barat.

Peserta menilai Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Eksekutif Nasional WALHI periode 2021–2025 tidak transparan.

Dokumen LPJ baru dibagikan saat jelang pembacaan, sehingga peserta tidak punya waktu memadai untuk mempelajari data secara cermat.

Praktik ini dituding sebagai strategi “pembodohan” agar LPJ disahkan tanpa kritik mendalam.

Steering Committee (SC) dinilai melampaui kewenangan karena mengubah tata tertib, termasuk soal status peserta penuh dan peninjau.

Padahal, menurut aturan, sidang pleno pembahasan tatib seharusnya dipimpin pimpinan sidang tetap dari peserta penuh, bukan SC yang berstatus peninjau.

Kejanggalan lain muncul dalam penetapan peserta penuh yang berhak memilih. SK awal mencatat 503 peserta, kemudian berubah menjadi 482, lalu melonjak menjadi 510 saat pemilihan EN.

Setelah verifikasi faktual, jumlah peserta yang hadir hanya 498 orang, namun perhitungan suara justru mencapai 499. Fluktuasi ini memicu dugaan manipulasi untuk menguntungkan calon tertentu.

Forum juga dihebohkan saat dua calon Direktur EN, Dana Tarigan dan Tubagus Soleh Ahmadi, mendadak mundur setelah menyampaikan visi-misi, lalu menyatakan dukungan ke calon Boy Jerry Even Sembiring.

Sementara itu, calon Muhammad Al-Amin tetap maju dengan dukungan 48 lembaga dari lima region.

Pengunduran diri mendadak tanpa surat resmi dinilai tidak beradab, menodai integritas, dan mencoreng proses demokrasi WALHI.

“Jangan biarkan demokrasi dan arah perjuangan di tubuh WALHI tercoreng oleh ambisi culas. Rakyat akan menjadi penilai atas moral gerakan kita ke depan,” tambah Refli Sakti Sanjaya dalam kritik kerasnya. (*Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *