MAJENE, Media Central News.com – Pemerintah Kabupaten Majene bekerjasama dengan Dinas terkait mengadakan acara diseminasi hasil audit kasus stunting di Pola Kantor Bupati Majane, pada hari ini. Acara tersebut dihadiri oleh berbagai pihak terkait, termasuk Kadia BKKBN Kabupaten Majene, pemerintah daerah, organisasi non-pemerintah, akademisi, dan media massa.
Kepala Dinas BKKBN Kabupaten Majene, Hj. Hasnawati menekankan pentingnya audit kasus stunting sebagai langkah strategis untuk mengidentifikasi penyebab utama dan faktor-faktor risiko yang berkontribusi terhadap tingginya angka stunting di Indonesia khususnya di Kabupaten Majene. “Melalui audit ini, kita dapat mengetahui secara lebih mendalam penyebab stunting dan bagaimana kita dapat memperbaikinya dengan intervensi yang tepat sasaran,” ujarnya Hj. Hasnawati.
Hasil audit menunjukkan bahwa faktor-faktor penyebab stunting di Majane sangat kompleks dan bervariasi. Beberapa faktor utama yang ditemukan meliputi kurangnya akses terhadap pangan bergizi, rendahnya pengetahuan ibu tentang gizi, sanitasi yang buruk, serta pelayanan kesehatan yang belum optimal.
Selain itu, audit kasus stunting tahun anggaran 2024 dengan anggaran yang bersumber dari BOKB pusat, kegiatan tersebut juga mengidentifikasi adanya ketimpangan dalam penanganan stunting antara daerah perkotaan dan pedesaan. “Di daerah pedesaan, tantangan yang dihadapi lebih besar karena infrastruktur yang kurang memadai dan akses terhadap layanan kesehatan yang terbatas,” ucap Kadis BKKBN Majene.
Lanjut, Kadis BKKBN Kab. Majene, Hj. Hasnawati, S.Soa., MM maksud dan tujuan yaitu bagaimana keluarga yang beresiko stunting bisa mendapatkan pelayanan kesehatan yang cukup, baik dari pengawasan terhadap pola hidup yang sehat terlebih lagi bagaimana KRS dapa diintervensi terhadap PMT untuk keperluan tumbuh kembang anak dengan baik dan bagi ibu hamil mendapatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala sesuai denganln anjuran dokter yang menangani dan ibu menyusui dapat memberikan asi exlusif terhadap bayinya sampai umur dua tahun sehingga Majene pada tahun 2024 bisa menurunkan angka stunting 15 persen, tambah Kadis BKKBN.
Salah satu temuan penting dari audit ini adalah perlunya peningkatan koordinasi antar sektor dan pemangku kepentingan dalam upaya penanggulangan stunting. “Pemerintah pusat dan daerah, sektor swasta, dan masyarakat harus bekerja sama secara sinergis untuk mengatasi masalah ini. Program-program seperti pemberian makanan tambahan, edukasi gizi, dan peningkatan sanitasi harus dilakukan secara terpadu,” jelasnya.
Dengan hasil audit ini, Kepala Dinas BKKBN Kabupaten Majene, Hj. Hasnawati, S.Sos., MM berharap dapat merumuskan kebijakan dan program yang lebih efektif dan efisien dalam menanggulangi stunting di Kabupaten Majene. “Kami berkomitmen untuk terus melakukan evaluasi dan perbaikan, serta memastikan bahwa setiap anak di Kabupaten Majene mendapatkan haknya untuk tumbuh dan berkembang dengan baik,” tutup Hj. Hasnawati.
Diseminasi hasil audit kasus stunting ini diharapkan dapat menjadi momentum penting dalam memperkuat upaya bersama dalam mengatasi masalah gizi kronis di Majene dan mencapai target penurunan angka stunting sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. (**)
Laporan : Sartika WM Mandra