Budaya  

Aliansi Pusaka Mandar Resmi Dikukuhkan: Menjaga Warisan, Merawat Jatidiri

oplus_8388610

POLMAN, Media Central News.com Di bawah terik matahari siang yang bersahabat, halaman rumah kediaman putra tunggal Ka’sule menjadi saksi bisu lahirnya satu tonggak penting dalam upaya pelestarian budaya di tanah Mandar. Setelah tiga tahun berdiri dan bergerak dalam senyap, Aliansi Pusaka Mandar (APM) akhirnya resmi dikukuhkan pada hari Minggu, 31 Agustus 2025.

Dalam suasana akrab namun penuh khidmat, para tokoh dari berbagai penjuru Sulawesi Barat hadir untuk menyaksikan momen bersejarah tersebut. Tampak di antaranya, Abd Rahman dari Pasangkayu, Abdul Hafid dari Mamasa, Kepala Desa Pappandangan H. Makmur, S.Sos, Purn TNI Ramli Mahmud, Burhan BM, serta rekan-rekan dari Media Central News, Junaedi dan Basri, yang turut mendokumentasikan jalannya acara baik untuk media cetak maupun daring.

Acara pengukuhan berlangsung sederhana namun sarat makna. Di bawah nuansa adat dan semangat kebersamaan, Ketua APM, Aco Kamil Ka’sule, membacakan naskah pengukuhan yang menggugah hati.

“Dengan memohon ridho Allah SWT serta berdasarkan niat luhur untuk menjaga, merawat, dan mewariskan pusaka budaya Mandar kepada generasi yang akan datang, maka pada hari ini, Minggu, saya mengukuhkan Aliansi Pusaka Mandar, disingkat APM, sebagai wadah kolaboratif para penggiat, pelestari, dan pecinta warisan budaya Mandar baik yang bersifat material maupun immaterial,” ucapnya tegas, disambut tepuk tangan dari para hadirin.

Lebih dari sekadar organisasi, Aliansi Pusaka Mandar lahir dari kerinduan akan identitas. Dari cerita-cerita tua yang nyaris punah, hingga simbol-simbol pusaka yang terselip di antara rumah adat dan perkampungan nelayan, APM ingin menjadi jembatan antara masa lalu yang kaya dan masa depan yang sadar akan akar budaya.

Dalam sambutannya, Aco Kamil menegaskan harapannya agar APM menjadi garda terdepan dalam menjaga jatidiri dan kearifan lokal Mandar.

“Semoga Aliansi Pusaka Mandar ini dapat menjadi penghubung lintas generasi, lintas komunitas, dan lintas daerah demi Mandar yang lestari dan bermartabat,” tutupnya dengan penuh semangat.

Menjaga yang Tersisa, Menghidupkan yang Terlupa

Komunitas yang mengusung slogan “Pemerhati Pusaka & Budaya” ini terbuka untuk siapa saja yang memiliki kepedulian terhadap warisan Mandar dari senjata tradisional, busana adat, hingga sastra lisan dan nilai-nilai kehidupan masyarakat pesisir maupun pegunungan.

Pengukuhan ini bukanlah akhir, melainkan permulaan dari perjalanan panjang. Di tengah arus moderenisasi yang tak terelakkan, APM hadir sebagai pengingat: bahwa identitas bukanlah beban masa lalu, melainkan bekal berharga untuk masa depan.

Dengan langkah yang mantap dan semangat kolaboratif, APM kini siap menapaki jalan pelestarian dengan lebih terang, lebih terarah, dan lebih terbuka. (**)

 

Laporan : Junaedi Asma/Sartika/Basri

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *