MAMASA, Media Central News.com – Pagi itu, Jumat, 26 September 2025, Lapangan Kondosapata di Mamasa tampak lebih hidup dari biasanya. Ratusan petani berkumpul, sebagian membawa topi caping dan senyum penuh harapan. Di hadapan mereka, Bupati Mamasa, Welem Sambolangi, berdiri menyampaikan pesan yang tak biasa: “Jangan jadi penjahat pangan!”
Pesan itu bukan tanpa alasan. Pemerintah Kabupaten Mamasa kembali menyalurkan pupuk gratis untuk petani, bagian dari upaya memperkuat ketahanan pangan daerah. Penyaluran kali ini mencakup tiga kecamatan: Mamasa, Aralle, dan Buntumalangka (Bumal), dengan dua titik pelaksanaan: pagi hari di Mamasa dan sore harinya di Kota Aralle.
Selain pupuk, Pemkab Mamasa juga menyalurkan bibit padi unggul, bibit sayuran, serta hand sprayer kepada sejumlah kelompok tani dan wanita tani. Bantuan ini merupakan bagian dari rangkaian program pertanian strategis tahun 2025. Tak hanya itu, Kementerian Pertanian juga mengalokasikan percetakan sawah baru seluas 696 hektar di berbagai wilayah Mamasa.
Bagi para petani yang hadir, bantuan ini seperti udara segar di tengah iklim pertanian yang makin menantang. Mereka datang tak hanya untuk menerima bantuan, tapi juga menyimak langsung arahan dari para pemimpin mereka.
Kegiatan ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk anggota DPR RI Komisi V, H. Ajbar, anggota DPRD Provinsi Sulbar, Elisabeth, dan sejumlah legislator lokal seperti Jufri, Agum Syahputra, Arwin, dan Alamsyah. Tak ketinggalan, unsur Forkopimda seperti Kapolres dan Dandim Mamasa, serta kepala OPD turut hadir memberi dukungan.
“Ini bentuk keberpihakan nyata pemerintah kepada petani,” kata H. Ajbar dalam sambutannya. Ia menegaskan bahwa bantuan ini merupakan hasil kerja sama antara Pemkab Mamasa dan Kementerian Pertanian yang akan terus diperjuangkan ke tingkat pusat.
Di tengah antusiasme, Bupati Welem tak lupa memberi peringatan keras:
“Pupuk ini untuk menanam, bukan untuk dijual. Kalau ada yang jual, kita anggap sebagai penjahat pangan!”
Pernyataan itu disambut tepuk tangan, sebagian mungkin karena sadar bahwa peringatan itu penting—bukan hanya soal disiplin, tapi juga soal masa depan pangan Mamasa. Pemerintah tak ingin bantuan ini disalahgunakan.
Proses distribusi dilakukan langsung di lapangan, dibagi per kecamatan. Setelah sesi di Mamasa, rombongan bupati melanjutkan perjalanan ke Aralle dan Bumal untuk menyerahkan bantuan serupa. Di sela-sela agenda, Bupati juga menyempatkan mengunjungi tujuh kelompok tani di Desa Bujung Manurung, Kecamatan Mambi, memastikan distribusi menyentuh seluruh lapisan petani yang berhak.
Ia juga mengimbau agar pola tanam serempak diterapkan, agar pemanfaatan pupuk lebih maksimal dan hasil panen meningkat secara kolektif.
Lebih dari sekadar penyaluran bantuan, kegiatan ini adalah cermin komitmen pemerintah untuk membangun kemandirian pangan dari desa. Bupati Welem berulang kali menekankan bahwa sekecil apa pun bantuan, harus dikelola dengan syukur dan tanggung jawab.
“Kalau petani kita kuat, negara kita tidak akan lemah. Pangan adalah fondasi,” ujarnya tegas.
Penutup: Dari Ladang Harapan, Tumbuh Masa Depan
Program pupuk gratis ini bukanlah akhir, melainkan awal dari upaya panjang menuju Mamasa yang berdaulat secara pangan. Di balik satu karung pupuk, ada harapan tumbuh. Di balik satu hand sprayer, ada cita-cita untuk panen yang lebih baik.
Dan dari atas podium sederhana di lapangan desa, seorang bupati mengingatkan warganya: “Pupuk bukan untuk dijual. Ini amanah. Mari kita jaga.”
Karena pangan bukan hanya soal panen hari ini, tapi soal anak cucu kita besok. (**)
Laporan : Marthinus