Budaya  

Soja Sang Legenda Katintin: Dua Perahu ke Final, Satu Jadi Juara di BCC Championship 2025 Bajoe

POLMAN, MediaCentralNews.com – Riuh sorak sorai penonton menggema dari kawasan Dusun Bajoe, Desa Rea, Kecamatan Binuang, Polewali Mandar. Selama tiga hari, puluhan ribu pasang mata tertuju pada permukaan air yang bergetar oleh deru mesin perahu katintin. BCC Championship Katinting Race Seri 1 Tahun 2025 resmi menjadi magnet budaya, menyatukan semangat pesisir dari berbagai penjuru Sulawesi dan provinsi lainnya.

Sebanyak 58 peserta bersaing dalam ajang balapan perahu bermesin kecil yang kini telah menjelma menjadi ikon tahunan dan identitas kebanggaan masyarakat pesisir Polewali Mandar. Namun di antara semua joki yang berlaga, ada satu nama yang mencuri perhatian dan menjadi buah bibir para penonton: “Asran”, atau yang lebih akrab dikenal sebagai Soja atau Papa Asta di kalangan penggemar balap katintin.

Papa Asta, Sang Maestro Katintin dari Mosso

Dari Lingkungan Labuang, Kelurahan Mosso, Majene, hadir seorang joki yang bukan hanya dikenal karena kemampuannya menaklukkan ombak, tapi juga karena rekam jejak dan konsistensi luar biasa di dunia balap perahu katintin. Asran, atau Soja bagi rekan-rekannya, telah membuktikan diri sebagai salah satu joki terbaik Sulawesi Selatan dan Barat.

Pada BCC Championship 2025 Seri 1 ini, Soja mencetak sejarah pribadi dan mencatatkan prestasi langka. Ia berhasil meloloskan dua perahu sekaligus ke babak final, sebuah capaian yang menuntut ketelitian teknis, kepekaan terhadap cuaca, serta strategi balapan yang cermat. Lebih dari itu, salah satu perahunya berhasil menyentuh garis akhir tercepat, mengantarkannya sebagai Juara 1 dalam lomba Sandeq/Soppe Katintin Race.

“Soja bukan sekadar joki, ia adalah bagian dari jiwa balapan ini sendiri,” ujar salah satu panitia lomba. “Ia tahu betul bagaimana memperlakukan perahu dan laut seperti sahabat lama”.

Kemenangan ini memperkuat status Soja sebagai legenda hidup di dunia balap katintin, sekaligus menambah daftar panjang prestasi yang menginspirasi generasi muda pesisir. Keberhasilan Asran tidak hanya menjadi kebanggaan pribadi, tetapi juga membawa harum nama Majene dan menegaskan bahwa semangat maritim Sulawesi masih membara di setiap deru mesin dan kibaran ombak. (**)

 

Laporan : KUD

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *