Warkop Yalla Teko Inisiasi Dialog Antar Umat Beragama Menuju Pasangkayu Damai

Oplus_16908288

PASANGKAYU, Media Central News.com – Untuk memperkuat semangat toleransi antar umat beragama, Warkop Yalla Teko menginisiasi kegiatan Dialog Antar Umat Beragama bertema “Merawat Toleransi, Meneguhkan Persaudaraan untuk Pasangkayu Damai” pada Sabtu, 20 September 2025, bertempat di Aula Pondok Pesantren Imam Al Asy’ari DDI Pasangkayu.

Dialog ini menjadi wadah temu lintas agama untuk mempererat persaudaraan serta mendorong terciptanya kehidupan sosial yang rukun dan harmonis di Kabupaten Pasangkayu.

Kegiatan ini dihadiri oleh sekitar 100 peserta dari berbagai kalangan, termasuk tokoh agama, akademisi, organisasi masyarakat, mahasiswa, serta santri dan santriwati. Acara ini diinisiasi oleh Warkop Yalla Teko, sebuah warung kopi lokal yang dimiliki oleh Ust. Fathu Khairiddin, Lc., M.Ag, alumni Universitas Al-Azhar dan juga seorang akademisi.

Dialog berlangsung pada Sabtu, 20 September 2025, di Aula Pondok Pesantren Imam Al Asy’ari DDI Pasangkayu, Sulawesi Barat.

Menurut Ust. Abd. Razak, Wakil Ketua Baznas Kabupaten Pasangkayu, melalui pesan WhatsApp kepada redaksi Media Central News, Pasangkayu merupakan miniatur Indonesia dengan keberagaman suku, agama, dan budaya. “Keragaman ini harus terus dirawat agar menjadi rahmat, bukan perpecahan. Ini penting untuk menjaga eksistensi Pasangkayu sebagai daerah yang damai dan toleran,” ujarnya.

Acara berlangsung interaktif dan penuh antusiasme. Dialog ditutup dengan deklarasi kerukunan antar umat beragama, sebagai bentuk komitmen bersama dalam menjaga toleransi dan keharmonisan di wilayah tersebut.

Empat narasumber dari berbagai latar belakang memberikan pandangan dan pesan damai dalam dialog ini:

  1. Pdt. Meytha Paath, S.Th (Tokoh Kristen Perempuan): “Hidup toleransi adalah hidup dengan cinta kasih antar sesama, baik sesama manusia, alam, maupun seluruh makhluk-Nya.”
  2. Ikadek Muliarta, S.Pd., Gr. (Ketua PHDI Kab. Pasangkayu): “Belajar dari sejarah kelam di daerah lain, kita harus menjaga toleransi karena hidup kita berdampingan di lingkungan yang sama.”
  3. Dr. H. Maslim Halimin, S.Ag., MA (Ketua MUI Kab. Pasangkayu): “Pancasila menyatukan perbedaan suku, ras, dan agama. Kita sebagai anak bangsa wajib merawat keberagaman ini.”
  4. Ust. Fathu Khairiddin, Lc., M.Ag (Akademisi & Inisiator Kegiatan): “Hidup berdampingan bukan hanya soal tidak berkonflik, tetapi juga tentang upaya aktif membangun kebersamaan, saling menghormati dan bekerja sama di tengah perbedaan. Itu adalah fondasi toleransi yang sejati”. (**)

 

Laporan: ARA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *